Kalau bicara soal martabak Bangka, jujur aja, aku pertama kali nyobain waktu lagi jalan-jalan di kota kecil yang nggak pernah aku sangka punya kuliner sekeren ini. Dari luar, martabaknya kelihatan biasa aja, garing di pinggir, tapi begitu digigit… wow, rasanya kaya banget. Ada manis, ada gurih, ada sedikit rasa kenyal dari adonan telur dan tepung yang sempurna. Aku sampai ingat betapa aku hampir nggak mau bagi sama siapapun karena pengen habisin sendiri!
Sebenarnya, martabak Bangka ini punya ciri khas yang bikin dia beda dari martabak biasa. Teksturnya lebih tipis dan renyah di pinggir, tapi lembut di tengah, ditambah topping yang nggak asal-asalan. Biasanya pakai cokelat, keju, kacang, bahkan ada versi durian yang bikin lidah kita nggak berhenti bersorak.
Yang bikin menarik, martabak Bangka nggak cuma populer di Indonesia, tapi beberapa teman dari luar negeri juga sampe nyari versi frozen-nya biar bisa dibawa pulang. Aku pernah ngobrol sama teman dari Singapura, mereka bilang rasanya beda banget sama martabak manis yang biasa dijual di kota mereka. Nah, ini salah satu bukti kalau martabak Bangka memang udah mendunia.
Tapi jujur aja, nggak gampang dapetin martabak Bangka yang enak banget di tiap kota. Ada beberapa tempat yang cuma enak di foto, tapi rasa aslinya kurang nendang. Dari pengalaman pribadi, aku selalu cari penjual yang sudah lama berjualan, biasanya rasanya lebih autentik karena mereka tahu proporsi adonan dan topping yang pas.
Asal Usul Martabak Bangka di Indonesia
Sebenarnya, cerita tentang martabak Bangka ini lumayan menarik. Dari yang aku baca dan sedikit ngobrol sama penjual senior, martabak ini muncul di Bangka sekitar awal abad 20-an. Awalnya, martabak ini dijual sebagai cemilan ringan buat para pekerja di tambang timah. Mereka butuh camilan yang manis dan mengenyangkan supaya bisa tetap semangat kerja Cookpad.
Uniknya, martabak Bangka ini bukan cuma soal rasa manis. Ada sentuhan rasa gurih dari telur, dan kacang yang bikin energi tahan lama. Makanya, dari zaman ke zaman, martabak Bangka berkembang jadi camilan yang bisa dinikmati semua kalangan, dari anak sekolah sampai orang kantoran.
Aku pernah ngobrol sama seorang penjual tua yang katanya resep keluarganya turun-temurun dari kakek buyutnya. Dia bilang, kunci martabak Bangka yang enak itu ada di adonan dan cara memanggangnya. Kalau salah sedikit, martabak bisa keras di pinggir atau bantat di tengah. Dari sini aku belajar, sabar dan teliti itu penting banget kalau mau bikin martabak yang rasanya konsisten.
Keunikan dari Kuliner Martabak Bangka
Martabak Bangka punya beberapa keunikan yang bikin aku selalu balik lagi buat nyicipin. Pertama, teksturnya. Aku nggak tahu kenapa, tapi perpaduan garing di pinggir dan lembut di tengah ini bikin kita pengen terus ngunyah. Kedua, toppingnya. Aku pernah nyobain versi keju cokelat yang lumer banget pas digigit. Rasanya, duh, kombinasi manis dan asin yang pas banget.
Selain itu, cara penyajiannya juga unik. Penjual martabak Bangka biasanya langsung bikin di depan pelanggan, jadi aroma adonan yang digoreng panas itu langsung nyebar. Aku ingat waktu pertama kali nungguin martabak selesai dipanggang, hidungku udah keburu kebahagian duluan, hahaha.
Yang paling menarik menurutku adalah fleksibilitasnya. Bisa dibuat versi manis, bisa dibuat versi asin. Ada yang pakai daging, ada yang pakai cokelat, ada yang pakai keju mozarella. Aku bahkan pernah bikin versi mini buat dessert di rumah, rasanya tetap enak walaupun ukurannya lebih kecil. Jadi, martabak Bangka ini bisa dibilang kuliner serba bisa.
Resep Membuat Martabak Bangka
Sekarang, aku mau bagi resep sederhana tapi cukup realistis supaya kalian bisa coba bikin sendiri di rumah. Ini pengalaman pribadi, aku pernah coba beberapa kali sebelum dapet tekstur yang pas.
Bahan:
250 gram tepung terigu protein sedang
2 butir telur
50 gram gula pasir
200 ml air
50 gram mentega cair
Toping: cokelat, keju, kacang, atau sesuai selera
Langkah-langkah:
Campur tepung, gula, telur, dan air sampai adonan licin.
Diamkan adonan sekitar 30 menit supaya gluten rileks, ini penting biar martabak nggak bantat.
Panaskan wajan anti lengket, oles mentega tipis-tipis.
Tuang adonan, ratakan tipis, panggang dengan api kecil.
Tambahkan topping di atas adonan saat permukaan setengah matang.
Lipat martabak dan tekan perlahan biar topping menyatu.
Panggang sebentar lagi sampai pinggiran garing dan tengah matang sempurna.
Aku sempat gagal beberapa kali karena api terlalu besar, jadinya martabak gosong di pinggir tapi mentah di tengah. Dari pengalaman ini, aku belajar, kesabaran itu kunci. Jangan buru-buru, dan perhatikan tiap tahap.
Akibat Mengonsumsi Martabak Bangka Terlalu Banyak
Percaya deh, aku pernah kelewatan makan martabak Bangka. Awalnya cuma pengen coba dua potong, eh ternyata habis satu loyang sendiri, hahaha. Akibatnya, perut rasanya kembung banget dan agak mual. Dari situ aku belajar, meskipun enak, segala sesuatu yang berlebihan nggak baik.
Selain itu, martabak Bangka kan cukup manis dan tinggi kalori. Jadi kalau terlalu sering atau terlalu banyak, risiko diabetes dan obesitas bisa meningkat. Aku sendiri sekarang cuma makan satu atau dua potong aja kalau lagi craving. Jadi nikmatin tapi jangan berlebihan.
Tips praktis dari pengalaman: kalau pengen makan martabak Bangka tapi nggak mau kepanasan kalori, coba bagi sama teman atau simpan sisanya di kulkas. Rasanya masih enak pas dipanaskan lagi, kok.
Tips Menikmati Martabak Bangka
Kalau aku boleh kasih tips, pertama, pilih martabak yang baru dipanggang. Aroma dan teksturnya pasti beda banget. Kedua, jangan langsung potong semua bagian; nikmati satu per satu biar pengalaman makannya maksimal.
Ketiga, coba variasi topping. Aku pribadi suka campur keju dan cokelat, tapi teman aku malah suka kacang sama susu kental manis. Variasi topping ini bikin kita nggak cepat bosan.
Terakhir, nikmatin martabak sambil ngobrol atau nonton film ringan. Aku pernah cobain makan sambil buru-buru ke meja kerja, rasanya nggak terlalu berkesan. Tapi pas santai, momen makan martabak jadi lebih menyenangkan.
Oh iya, kalau mau lebih autentik, aku saranin cobain versi asin juga. Ada martabak telur ala Bangka yang isinya daging cincang dan sayuran, rasanya gurih banget dan beda dari manis. Aku pribadi sering ganti-ganti, biar pengalaman makannya lengkap.
Baca fakta seputar : culinary
Baca juga artikel menarik tentang : Telur Gulai Padang: Rahasia Lezatnya dan Cara Bikin Anti Gagal di Rumah