Al-Ittihad Club

Al-Ittihad Club: Raksasa Liga Arab yang Siap Menantang Dunia

Gue dulu nggak pernah nyangka bakal suka tim dari Liga Arab Saudi Al-Ittihad Club . Serius. Dulu nontonnya ya paling Premier League atau La Liga. Tapi semuanya berubah waktu Cristiano Ronaldo pindah ke Al-Nassr, dan bursa transfer Arab Saudi tiba-tiba kayak belanja jor-joran. Nah, dari situ gue jadi penasaran sama tim-tim lainnya, dan salah satu yang langsung mencuri perhatian adalah Al-Ittihad Club.

Pertama kali gue nonton mereka, vibes-nya beda. Tim ini kayak punya kombinasi antara semangat lokal dan pemain bintang dunia yang udah kenyang pengalaman. Tapi ternyata mereka bukan tim baru yang cuma gede karena uang minyak. Justru sejarah mereka panjang banget — dan itu yang bikin gue makin respect.

Sejarah Al-Ittihad Club di Liga Arab: Klub Tertua yang Bikin Bangga

Al-Ittihad Club Official Squad 2024/25 | Al-Ittihad Squad 2024-25 | Saudi  Pro League 2024/25

Al-Ittihad Club itu bukan tim kemarin sore. Mereka adalah klub sepak bola tertua di Arab Saudi, didirikan pada tahun 1927 di Jeddah. Bayangin, udah ada sebelum negara ini resmi jadi Arab Saudi! Makanya, julukan mereka “The Tigers” bukan cuma keren, tapi juga simbol keberanian dan daya tahan panjang wikipedia.

Mereka adalah salah satu pendiri Liga Pro Saudi dan udah main sejak liga itu berdiri. Gue baca di salah satu forum, mereka pernah alami masa sulit banget di era 70-80an, tapi bangkit besar-besaran di era 90-an dan awal 2000-an. Bahkan, mereka jadi klub Arab pertama yang juara Liga Champions Asia dua kali berturut-turut (2004 & 2005). Ini gila sih. Dan menurut gue, mereka itu semacam AC Milan-nya Liga Arab. Sejarahnya dalem, fansnya fanatik, dan prestasinya nyata.

Kenapa Al-Ittihad Jadi Ancaman Buat Tim Lain?

Pertama, mari kita ngomongin kekuatan finansial. Sekarang Liga Arab lagi punya dana super gede, dan Al-Ittihad Club  termasuk yang aktif belanja. Tapi itu baru permukaannya.

Yang bikin Al-Ittihad Club jadi ancaman serius adalah strategi mereka yang nyatuin identitas lokal + kekuatan global. Mereka masih ngandelin pemain lokal yang loyal, tapi juga bawa nama-nama besar yang bukan sembarang bintang. Ini mirip kayak PSG waktu awal-awal diambil alih Qatar Sports Investments.

Di musim 2023/2024 mereka beli Karim Benzema, N’Golo Kanté, dan Fabinho. Lalu musim 2024/2025 mereka makin nambah kekuatan di sektor pertahanan dan gelandang. Nggak cuma itu, mereka juga punya pelatih top dunia, yang taktiknya bener-bener beda.

Gue sempet lihat beberapa match lawan Al-Nassr dan Al-Hilal. Al-Ittihad Club  ini mainnya kompak banget, dan mentalitasnya itu lho… kaya tim Eropa. Mereka nggak gampang panik, punya transisi cepat dari bertahan ke menyerang, dan banyak banget variasi serangan. Wajar kalau lawan-lawan jadi takut.

Skuad Utama Al-Ittihad Club (Musim 2024/2025)

Sekarang kita bahas skuad utama. Ini beberapa nama besar yang sering gue lihat jadi starter dan jadi tulang punggung mereka musim ini:

  • Karim Benzema – Striker utama. Meskipun usianya udah nggak muda, insting golnya masih maut. Dan dia juga pinter banget narik bek lawan buat buka ruang.

  • N’Golo Kanté – Mesin tengah. Lari nggak pernah capek. Gue salut banget sama cara dia potong serangan lawan.

  • Fabinho – Gelandang bertahan. Tipe pengatur tempo yang bikin lawan frustasi.

  • Romarinho – Pemain depan asal Brasil yang udah lama di Al-Ittihad. Konsisten banget.

  • Marcelo Grohe – Kiper andalan. Save-nya sering banget jadi penentu kemenangan.

  • Ahmed Hegazy – Bek tangguh asal Mesir. Pemimpin di lini belakang.

Pelatih mereka juga punya peran vital. Tahun lalu, Nuno Espírito Santo sempat latih mereka, lalu diganti sama pelatih yang lebih fleksibel dan paham karakter tim Timur Tengah. Taktiknya lebih berani dan cair.

Prestasi dan Pencapaian Al-Ittihad Club

Kalau ngomongin prestasi, Al-Ittihad Club bukan kaleng-kaleng. Mereka adalah salah satu tim paling sukses di Arab Saudi, dengan koleksi trofi yang bikin ngiler:

  • 9 kali juara Liga Pro Saudi

  • 8 kali juara King Cup of Champions

  • 2 kali juara Liga Champions Asia (2004 & 2005)

  • Piala AFC, GCC Champions League, dan berbagai kejuaraan regional

Yang bikin menarik, mereka bukan cuma jago kandang. Di level Asia pun mereka disegani. Dan yang gue kagumi adalah semangat mereka buat bangkit lagi setelah sempat mengalami krisis keuangan beberapa tahun lalu. Itu bukti bahwa fondasi klub ini kuat banget.

Popularitas Al-Ittihad di Liga Domestik dan Dunia

Jujur, waktu gue ngobrol sama temen gue yang asli Arab Saudi (via online forum), dia bilang kalo fans Al-Ittihad Club itu termasuk yang paling fanatik. Setiap kali main di King Abdullah Sports City Stadium, suasananya udah kayak derby besar. Suporter mereka dikenal kreatif dan totalitas banget.

Popularitas Al-Ittihad makin melonjak sejak mereka mulai datengin bintang-bintang dunia. Gue perhatiin, akun media sosial mereka juga aktif banget dan profesional. Bahkan sekarang mereka punya fansbase luar negeri yang gede, terutama dari negara-negara Arab tetangga dan bahkan Asia Tenggara.

Di TikTok dan Instagram, video highlight mereka sering banget viral. Apalagi waktu Benzema cetak gol debut — itu rame banget!

Pelajaran yang Gue Petik dari Nonton Al-Ittihad Club

Volkswagen Saudi Arabia partners with Al-Ittihad Football Club

Gue belajar satu hal penting dari Al-Ittihad: konsistensi dan identitas klub itu nggak bisa dibeli. Uang bisa beli pemain, tapi yang bikin klub kuat itu tradisi, semangat juang, dan keterikatan emosional antara tim dan fans.

Waktu gue nonton mereka kalah lawan Al-Hilal di semifinal, yang bikin gue salut adalah cara mereka bangkit di laga-laga berikutnya. Nggak nyerah. Tetap main maksimal. Itu attitude yang jarang gue lihat di banyak tim.

Gue juga jadi makin percaya kalau Liga Arab Saudi makin layak buat ditonton, bukan cuma karena bintang Eropa, tapi karena kualitas lokalnya juga naik. Dan Al-Ittihad, menurut gue, adalah simbol revolusi itu.

Jangan Remehin Klub Timur Tengah

Dulu mungkin kita nganggep Liga Arab itu “pensiunannya pemain Eropa.” Tapi sekarang beda. Klub-klub kayak Al-Ittihad Club udah mulai nunjukkin kualitas sebagai tim profesional kelas dunia.

Dan buat lo yang suka sepak bola dan belum pernah nonton mereka main, coba deh sesekali tonton. Jangan heran kalau lo jadi ketagihan. Karena Al-Ittihad Club itu bukan cuma klub — tapi bagian dari sejarah sepak bola Arab yang masih terus ditulis.

Gue inget banget momen pertama kali gue nonton match Al-Ittihad lawan Al-Nassr secara live streaming, jam 2 pagi waktu sini. Gue kira bakal cuma iseng nonton buat liat Benzema, tapi malah jadi ikut emosional pas Romarinho nyetak gol penentu. Suara komentator Arab yang meledak-ledak, suporter yang teriak kayak lagi perang, dan selebrasi pemain yang penuh gairah… semuanya bikin bulu kuduk merinding. Gue nggak nyangka, dari sekadar iseng, gue bisa jatuh hati ke klub yang jaraknya ribuan kilometer dari rumah gue.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Sri Pahang FC: Kisah Klub Legendaris yang Tak Pernah Kehilangan Cinta Fans disini

Author